My family, love u all, my mother, my father, my brother, my sister in law, and my loved cousin |
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perkembangan zaman yang pesat dan terus-menerus
menawarkan perubahan, telah menuntut individu secara sadar atau tidak untuk
meningkatkan kwalitas hidupnya. Permasalahan demi permasalahan turut mengiringi
perubahan yang terjadi di setiap sisi kehidupan. Permasalahan kehidupan
sangatlah kompleks. Berawal dari permasalahan pribadi, kemudian berkembang
menjadi permasalahan keluarga, pekerjaan, bahkan masalah kehidupan secara luas.
Hal ini memaksa individu untuk segera diselesaikan, karena secara sadar atau
tidak individu selalu berupaya untuk keluar dari masalah yang tengah dihadapi
melalui bimbingan konseling.[1]
Sebelum kemunculannya di indonesia, sebenarnya
masyarakat Indonesia telah mengetahui berbagai sarana yang dapat dimanfaatkan
untuk memecahkan masalah mereka. Tetapi semua itu dilakukan secara tradisional.
Secara umum proses pemecahan masalah dilakukan dengan meminta dari tokoh
masyarakat atau (kepala desa,orang yang dituakan) tokoh agama (kyai, ulama,
pendeta, pastur), para normal dan dukun-dukun yang diangap lebih arif dan
memiliki kelebihan. Masyarakat memiliki ketergantungan terhadap mereka.Berbagai
macam bantuan pun diberikan,baik yang bernilai positif (wejangan,nasehat, dan
petua)hingga yang sama sekali tidak bermanfaat dan berefek negatif (jampi-jampi
dan memberikan tumbal).Masyarakat memiliki keyakinan yang kuat, bahwa masalah
mereka akan selesai dengan baik bila meminta bantuan dengan cara-cara
tradisaional.[2]
Perkembangan pola pikir masyarakat perlahan-lahan
akhirnya berubah ketika konseling masuk ke indonesia walaupun sampai saat ini
tidak semua masyarakat mengenal dan menggunakan konseling untuk menyelesaikan
masalah mereka. Namun, kebanyakan dari mereka tidak mengerti apa itu arti
konseling, apalagi istilah yang digunakan yaitu bimbingan dan konseling. Oleh
karena itu, penulis akan mengupas tuntas mengenai pengertian, hubungan, serta
tujuan dari bimbingan dan konseling.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
pengertian bimbingan?
2. Apakah
pengertian konseling?
3. Apakah
hubungan antara bimbingan dan konseling?
4. Apakah
tujuan bimbingan dan konseling ?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian bimbingan
2. Untuk
mengetahui pengetian konseling
3. Untuk
mengetahui hubungan antara bimbingan dan konseling
4. Untuk
mengetahui tujuan dari bimbingan dan konseling
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
bimbingan
Secara etimologis kata bimbingan merupakan
terjemahan dari bahasa Inggris ”guidance” kata “guidance” adalah kata dalam bentuk
mashdar (kata benda) yang berasal dari kata kerja “to guide” artinya menunjukan
, membimbing atau menuntun orang lain yang membutuhkan.Jadi, kata “guidance”
berarti pemberian petunjuk ; pemberian bimbingan atau tuntunan kepada orang
lain yang membutuhkan.[3]
Pengertian bimbingan dan bantuan menurut terminologi
bimbingan dan konseling harus memenuhi persyaratan tertentu sebagaimana yang
dimaksud dengan pengertian guidance dan konseling.
Berikut ada beberapa pengertian tentang bimbingan
dan konseling, salah satunya :
Dalam Ensiklopedi Pendidikan, disebutkan bahwa
bimbingan (guidance) adalah suatu proses dalam hubungan antara individu untuk
mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain.[4]
A. Mubarok memaknai bimbingan sebagai memberi bantuan
psikologis kepada seseorang yang secara psikologis memerlukan bantuan dengan
harapan setelah dibantu bisa menyelesaikan masalahnya.[5]
Para ahli bimbingan dan konseling yang tergabung
dalam organisasi bimbingan jabatan nasional di Amerika Serikat, dalam hal ini
National Vocational Guidance Association (Himpunan Bimbingan dan Jabatan /
Kekaryaan Nasional) menetapkan definisi sebagai berikut.
Vocational Guidance is concerned
primaliry with helping individuals make decisions and choices involved in
planning a future, building a career and in effecting statisfactory vocational
adjustment. Bimbingan jabatan / kekaryaan adalah pemberian
pertolongan kepada individu dalam membuat keputusan dan pilihan yang menyangkut
perencanaan masa depan, membentuk karier, dan dalam usaha mengefektifkan
penyesuaian jabatan / kekaryaan yang memuaskan baginya.
Menurut
Crow & Crow, bimbingan diartikan
Guidance
is assistance made available by personalityquqalified and adeaquately trained
man or woman to an individual of any age to help him manage his own life
activities, develop his point of view, make his own decisionsand carry his own
burdens. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan pada pria mupun wanita yang memiliki pribadi yang
baik dan berpendidikan yang mewadai kepada seorang individu dari setiap usia
dalam mengembangkan kegiatan – kegiatan hidupnya sendiri, membuat pilihan
sendiri, dan memikul bebannya sendiri.[6]
Dari
beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan suatu pelayanan yang diberikan kepada
individu yang mengalami masalah psikologis untuk menyelasaikan masalahnya.
B.
Pengetian
Konseling
Istilah ‘konseling’ yang telah dipergunakan sebagai
bahasa Indonesia ini, merupakan terjemahan dari istilah aslinya yakni
‘conseling’ dalam bahasa Inggris. Dalam kamus bahasa Inggris, kata ‘counseling’
dikaitkan dengan kata ‘counsel’ yang berarti nasehat (to obtain counsel),
anjuran (to give counsel , pembicaraan (to take counsel). Dengan demikian kata
konseling diartikan sebagai pemberian nasehat, atau pemberian anjuran untuk
melakukan sesuatu atau mengadakan pembicaraan dengan bertukar pikiran.[7]
Ditinjau dari akar sejarahnya sendiri, konseling
memiliki banyak pengertian dan rumusan yang berbeda pada setiap teori para
tokohnya. Hal ini lumrah terjadi karena setiap tokoh berasal dari latar belakang kehidupan dan pendidikan yang
berbeda.Shertzer dan stone (1974) yang dikutip dari tulisan Mappiae (2002)
mengungkapkan bahwa kebutuhan akan adanya konseling pada dasarnya timbul dari
dalam dan luar dari individu dapat menjawab sebanyak mungkin pertanyaan yang
menganggu pikiran dan tingkah lakunya, sehingga individu dapat memcahkan
permasalahanya sendiri.[8]
Konseling merupakan situasi pertemuan tatap muka
antara konselor dengan klien atau siswa yang berusaha memecahkan sebuah masalah
dengan mempertimbangkannya bersama-sama sehingga klien dapat memecahkan
masalahnya berdasarkan penentuan sendiri. Pengertian ini menunjukan bahwa
konseling merupakan situasi pertemuan tatap muka antara konselor dengan klien
dimana konselor berusaha membantu klien memecahkan masalah yang dihadapi klien
(siswa) berdasarkan pertimbangan bersama-sama, tetapi penentuan pemecahan
masalah dilakukan oleh klien sendiri. Artinya bukan konselor yang memecahkan
masalah klien.[9]
C.
Hubungan
Antara Bimbingan dan Konseling
Istilah bimbingan (guidance) dan konseling (counseling)
memiliki hubungan yang sangat erat dan merupakan kegiatan yang intergal. Dalam
praktek sehari-hari bimbingan selalu di gandengkan dengan istilah konseling
yakni bimbingan dan konseling (guidance and counseling).[10]
Ada pihak-pihak yang beranggapan bahwa tidak ada
perbedaan yang prinsipil antara bimbingan dengan konseling atau keduanya
memiliki makna yang identik. Namun sementara pihak, ada yang berpendapat bahwa
bimbingan dan konseling merupakan dua pengertian yang berbeda, baik dasar
maupun cara kerjanya. Konseling atau counseling dianggap identik dengan
psychoterapy yaitu usaha menolong orang-orang yang mengalami gangguan psikis
yang serius, sedangkan bimbingan dianggap identik dengan pendidikan.
Sementara pihak lain ada lagi yang berpendapat bahwa
konseling merupakan salah satu teknik pemberian layanan bimbingan. Pandangan
inilah yang nampaknya di anut .
Dengan demikian jelaslah, bahwa konseling merupakan salah
satu teknik pelayanan bimbingan secara keseluruhan, yaitu dengan cara
memberikan bantuan secara individual (face to face relationship). Bimbingan
tanpa konseling ibarat pendidikan tanpa pengajaran atau perawatan tanpa
pengobatan. Kalaupun ada perbedaan diantara keduanya hanyalah terletak pada
tingkatannya.[11]
D.
Tujuan
Bimbingan dan Konseling
Dengan adanya bantuan berupa bimbingan, seseorang
akan lebih mampu mengatasi segala kesulitanya sendiri dan lebih mampu mengatasi
segala permasalahan yang akan dihadapi dimasa-masa mendatang. Usaha dan aktivitas
dari bimbingan dan konseling mempunyai arah untuk mencapai suatu nilai tertentu
dan cita-cita yang hendak dicapai yang menjadi tujuanya.
Secara umum dan luas, program bimbingan dilaksanakan
dengan tujuan sebagai berikut :
1.
Membantu individu dalam mencapai
kebahagiaan hidup pribadi.
2.
Membantu individu dalam mencapai
kehidupan yang efektif dan produktif dalam masyarakat.
3.
Membantu individu dalam mencapai hidup
bersama dengan individu - individu yang lain.
4.
Membantu individu dalam mencapai harmoni
antara cita-cita dan kemampuan yang dimilikinya.[12]
Bimbingan
dapat dikatakan berhasil apabila individu yang mendapatkan bimbingan itu
berhasil mencapai keempat tujuan tersebut secara bersama-sama.
Secara
lebih khusus, sebagaimana diuraikan minalka (1971). Program bimbingan
dilaksanakan dengan tujuan agar anak bimbing dapat melaksanakan hal-hal
berikut:
a. Memperkembangkan
pengertian dan pemahaman diri dalam kemajuan dirinya.
b. Memperkembangkan
dunia kerja, kesempatan kerja, serta rasa tanggung jawab dalam memilih suatu
kesempatan kerja tertentu.
c. Memperkembangkan
kemampuan untuk memilih, mempertahankan pengetahuan tentang dirinya dengan
informasi tentang kesempatan yang ada secara bertanggung jawab.
d. Mewujudkan
penghargaan terhadap kepentingan dan harga diri orang lain.[13]
Selain
tujuan diatas, bimbingan dan konseling dalam islam memiliki tujuan yang secara
rinci dapat disebutkan sebagai berikut:
a. Untuk
menghasilkan suatu perubahan, perbaikan ,kesehatan dan kebersihan jiwa dan
mental.
b. Untuk
menghasilkan suatu perubahn, perbaikan dan kesopanan tingakah laku yang dapat
memberikan manfaat, baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan
keja, maupun lingkungan sosial dan alam sekitar.
c. Untuk
menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) para individu sehingga muncul rasa
toleransi dan tenggang rasa.
d. Untuk
menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu.
e. Untuk
menghasilkan potensi ilahiyah.[14]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Bimbingan
adalah suatu proses membantu individu untuk bisa menyelesaikan masalahnya melalui dirinya sendiri
agar memperoleh hal yang diharapkan untuk ketenangan hati.
2.
Konseling
adalah pertemuan antara konselor dan klien untuk bisa menyelesaikan masalah
dengan pertimbangan bersama dan penentuan sendiri.
3.
Hubungan
antara bimbingan dan konseling adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan karena
dalam konseling pasti memerlukan bimbingan , dan bimbinganpun tidak bisa
terlaksana tanpa adanya suatu konseling.
4.
Tujuan
bimbingan dan konseling adalah :
·
Membantu
individu mencapai kebahagiaan hidup
·
Membantu
individu mencapai kehidupan yang efektif dan produktif .
·
Membantu
individu mencapai kehidupan sosial .
·
Membantu
individu mencapai kehidupan harmoni antara cita-cita dan kemampuan.
B.
Saran
1.
Bagi pembaca
,sebaiknya mampu menyaring dan mengambil intisari pokok-pokok makalah ini agar
dapat mengetahui berbagai pengertian ,hubungan, dan tujuan dari bimbingan dan
konseling.
2.
Bagi penulis,
sebaiknya mampu menghadirkan makalah yang berbobot dan berkualitas agar pembaca
bisa mengambil manfaat penulisan serta isi makalah ini dengan semaksimal
mungkin .
3.
Bagi
pembimbing, sebaiknya selalu mendampingi penulis dan pembaca agar mampu
memahami isi makalah dengan sebaiknya .
[1] Namora
Lumongga Lubis, Memahami Dasar – Dasar Konseling
dalam Teori dan Praktek (Jakarta, Kencana prenada Media Group, 2011) h. 1
[2] Namora
Lumongga Lubis, Memahami Dasar – Dasar Konseling
dalam Teori dan Praktek h. 7
[3] Samsul
Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam(Jakarta,
Amzah, Cet I 2010) h. 3
[4] Shahudi
Siradj, Pengantar Bimbingan &
Konseling (Surabaya, PT. Revka Petra Media, Cet II 2012) h. 6
[5] Shahudi
Siradj, Pengantar Bimbingan &
Konseling. h. 8
[6] Samsul
Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam.h.
4
[7] Shahudi
Siradj, Pengantar Bimbingan & Konseling.
h. 16
[8] Namora
Lumongga Lubis, Memahami Dasar – Dasar
Konseling dalam Teori dan Praktek. h. 2
[9] Tohirin,
Bimbingan dan konseling di sekolah dan
madrasah (berbasis integrasi), (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2007)h.
22-23
[10] Moh.
Jauhar, Wardati, Implementasi Bimbingan
dan Konseling di Sekolah, (Jakarta, Prestasi Pustaka Publisher Cet I
2011)h. 27
[11] Moh.
Jauhar, Wardati, Implementasi Bimbingan
dan Konseling di Sekolah. h. 28
[12] Samsul
Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam.
h. 38
[13] Samsul
Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam
. h. 39
[14] Samsul
Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam
. h. 43
Tidak ada komentar:
Posting Komentar